Dari sebuah peta dapat dibuat interpretasi terhadap berbagai kenampakan fisik (bentang alam). Baik itu sebagai kenampakan fisik semata maupun sebagai objek yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Beberapa interpretasi misalnya pola iklim, pola aktivitas manusia, pola persebaran flora dan fauna, dan lain-lain.
A. Pola Iklim
Iklim dipengaruhi terutama oleh letak astronomis (lintang tempat) dan kondisi fisik dan keadaan alam wilayah, seperti relief daratan (ketinggian tempat), luas daratan, juga jarak/posisi daratan terhadap laut.
Berdasarkan letak lintang suatu tempat yang terbaca pada peta, dapat diperkirakan iklim yang dimiliki. Pengelompokan iklim menurut lintang tempat disebutkan sebagai berikut.
1). Daerah antara 0-23,5 derajat LU/LS adalah wilayah beriklim tropis, mengalami 2 musim.
2). Daerah antara 23,5-35 derajat LU/LS adalah wilayah beriklim subtropis
3). Daerah antara 35-65.5 derajat LU/LS adalah wilayah beriklim sedang yang mengalami 4 musim.
4). Daerah antara 65,5-90 derajat LU/LS adalah wilayah beriklim dingin/kutub, mengalami dingin sepanjang tahun.
Jika pada peta terbaca letak lintang suatu tempat, maka diperkirakan iklimnya. Misalnya suatu tempat berada daerah lintang 40-45 derajat LU, tentu dapat diperkirakan bahwa daerah tersebut beriklim sedang. Seperti disebut sebelumnya iklim tempat juga dipengaruhi faktor lain. Artinya, selain pengaruh iklim akibat letak lintang, suatu daerah juga mengalami kondisi iklim akibat pengaruh fisik. Pembagian iklim menurut kondisi fisik adalah sebagai berikut.
1). Iklim Kontinental/Benua, dialami oleh wilayah di daratan tengah benua jauh dari pengaruh lautan. Kondisi iklimnya mempengaruhi adanya daerah gurun.
2). Iklim Lautan, dialami oleh daerah yang dikelilingi oleh lautan. Cirinya penguapan tinggi sehingga curah hujan tinggi.
3). Iklim Ugahari, dialami oleh wilayah berdataran tinggi. Cirinya perbedaan suhu siang dan malam tinggi.
2. Pola Aktivitas Manusia
Dari bentang alam yang terbaca melalui peta, jenis/bentuk kegiatan manusia di wilayah tersebut juga dapat diinterpretasikan. Misalnya, pola kehidupan masyarakat dapat diperkirakan berdasarkan ketinggian tempat. Kehidupan manusia didataran rendah lebih dinamis dibandingkan kehidupan di daerah yang lebih tinggi.
1). Daerah Pantai
Di wilayah pesisir pantai ini umumnya dijumpai kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan kelautan. Sebagai contoh penangkapan ikan di laut, pembudidayaan ikan air payau, usaha tambak udang, pusat-pusat pelelangan ikan, dan sebagainya. Selain perikanan, berikut ini beberapa kegiatan lain yang dapat dijumpai di daerah pantai.
a). Kegiatan kedatangan dan kepergian penduduk dari dan ke luar daerah dengan transportasi laut di pelabuhan lokal antarpulau ataupun pelabuhan internasional.
b). Kegiatan perdagangan
c). Kegiatan wisata pantai
2). Daerah Dataran Rendah
Dataran rendah memiliki kontur landai atau relatif datar. Wilayah ini memiliki tingkat kedinamisan fisik sangat tinggi. Penghubung mudah dibangun sehingga tingkat aksesibilitas lebih tinggi. Berbagai jenis kendaraan datang dan pergi dengan mudah.
Dari kondisi tersebut, berbagai kegiatan manusia yang banyak dikembangkan di daerah dataran rendah, antara lain kegiatan pertanian/perkebunan tanaman dataran rendah, kawasan industri (menengah dan besar), pusat-pusat perdagangan, pusat-pusat pemerintahan dan kebudayaan, dan pusat-pusat permukiman.
Di daerah aliran sungai (DAS), selain kegiatan pertanian, sering kali dijumpai kegiatan penambangan berbagai macam bahan tambang. Di wilayah dataran rendah berupa sabana dikembangkan kegiatan perternakan hewan besar seperti sapi, kuda, dan kerbau.
3). Daerah Dataran Tinggi
Wilayah dataran tinggi/pegunungan memiliki udara lebih sejuk. Kegiatan yang mungkin dijumpai di wilayah ini, antara lain budi daya pertanian/perkebunan tanaman dataran tinggi, kegiatan wisata gunung atau agrowisata, dan kegiatan kehutanan (hutan produksi).
C. Pola Kehidupan Flora Fauna
Perbedaan ketinggian menimbulkan pola iklim dan cuaca berbeda. Daerah rendah lebih panas dibandingkan daerah tinggi. Suhu semakin turun seiring dengan kenaikan tinggi suatu tempat dari permukaan laut. Secara alami kehidupan flora dipengaruhi oleh ketinggian tempat tersebut.
1). Di dataran rendah diwilayah pesisir pantai berawa rawa, tumbuh tanaman bakau.
2). Di daerah pegunungan dapat dijumpai flora hutan alami, tanaman hutan produksi, tanaman perkebunan dataran tinggi.
3). Diwilayah permukiman dapat ditemui tanaman budidaya manusia seperti tanaman pertanian/perkebunan.
Kehidupan fauna secara alami dipengaruhi oleh persebaran flora. Di hutan hutan alami yang lebat masih dapat dijumpai hewan-hewan liar seperti harimau, babi hutan, dan gajah. Di dataran rendah seperti sabana ditemukan zebra, jerapah, dan lain-lain.
D. Pola Persebaran Jenis Tanah
Di seluruh permukaan bumi terdapat ratusan jenis tanah. Persebaran setiap jenis tanah mencakup wilayah berbeda-beda. Masing-masing jenis tanah memiliki karakter dan kualitas berbeda. Berikut contohnya:
1). Wilayah gunung berapi memiliki jenis tanah vulkanis yang subur.
2). Wilayah pegunungan kapur memiliki tanah kapur yang tandus.
3). Di daerah rawa banyak dijumpai tanah gambut yang memiliki kandungan asam tinggi, kurang unsur hara, dan tidak subur.
Setiap jenis tanah tersebut melalui suatu proses pembentukan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor faktor tersebut, adalah jenis batuan induk, iklim, relief, aktivitas biologis maupun faktor manusia. Di setiap permukaan bumi, semua faktor pengaruh tersebut memiliki kondisi berbeda beda. Itulah sebabnya, terbentuk beratus-ratus jenis tanah di muka bumi. Setiap jenis tanah tersebar secara tidak merata.