Suku Dunia ~ Maloh adalah salah satu kelompok orang Dayak di Kalimantan, bermukim di sekitar daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Jumlah orang Maloh tidak diketahui dengan pasti, karena hidup mereka berpencar-pencar dan selalu berpindah-pindah. Daerah yang menjadi persebaran orang Maloh adalah anak-anak Sungai Kapuas Hulu, antara lain, Sungai Leboyon, Embaloh, Lauh, Palin, Sibau, Mendalam, Mandai, Peniung, dan Kalis.
Orang Maloh terutama hidup dari pertanian ladang berpindah-pindah, dengan cara menebang hutan. Perpindahan ladang dilakukan menurut tingkat kesuburan tanah.
Pada masa sekarang, sudah banyak orang Maloh yang mengembangkan pertanian irigasi menetap. Selain sebagai peladang, orang Maloh juga dikenal sebagai tenaga pekerja penyadap karet, pengumpul buah tengkawang, dan penebang kayu. Pekerjaan lainnya adalah berburu binatang di hutan, misalnya monyet, burung, kesturi, babi hutan dan lain-lain.
Hasil-hasil hutan ini mereka pertukarkan dengan barang-barang pedagang dari luar, yaitu dengan orang Cina dan Melayu, berupa barang-barang keperluan hidup sehari-hari, seperti pakaian, garam, tembakau, dan lain-lain. Ikatan dagang di antara mereka sudah sejak lama terjalin.
Selain mengusahakan pertanian ladang, orang Maloh mengembangkan pula pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran di kebun dan pekarangan. Mereka juga memelihara ternak, seperti kambing, lembu, dan unggas. Hewan peliharaan itu dijual atau ditukar dengan kebutuhan hidup atau dijadikan korban dalam upacara-upacara keagamaan.
Keahlian orang Maloh, yang tidak dimiliki oleh orang Dayak lainnya, adalah mengukir barang perak. Hasil kerajinan mengukir perak dipasarkan terutama ke daerah masyarakat Iban di Serawak, Malaysia.
Walaupun sama-sama termasuk rumpun Dayak, orang Maloh memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan subsuku bangsa Dayak lainnya. Perbedaan tersebut, antara lain, terlihat dari struktur bahasa, tradisi lisan, upacara keagamaan dan lingkaran hidup dan keahlian mengukir perak tadi.
Orang Maloh juga mengenal sistem pelapisan sosial yang jelas dan tegas dan berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Pelapisan sosial tersebut terdiri atas bangsawan (semangat), orang biasa tingkat menengah dari atas (pabiring), dan orang biasa tingkat rendah (banua).
Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa