Hannibal dikenal sebagai pemimpin dari tentara Carthage serta pasukan Gajah di Pegunungan Alpenuntuk menyerang Kekaisaran Romawi dalam rangka Punic War atau Perang Punic II. Kemampuan militernya ini menjadi bakat turunan, karena ia memang dilahirkan di dalam sebuah keluarga militer di Carthage (Tentang kota ini baca link: http://www.sejarahdk.com/2016/03/kota-kuno-terbesar-di-mediterania.html).
Hannibal Barca lahir di Carthage(sekarang Tunisia) pada sekitar 247 SM. Ia adalah putra dari Jenderal Carthege, Hamilcar Barca (Barca berarti "petir"). Setelah kekalahan Carthage oleh orang Romawi di Perang Punic I pada 241 SM, Hamilcar mengabdikan dirinya untuk Carthage, agar tanah airnya ini dapat jaya . Pada usia dini, ia membawa Hannibal ke Spanyol dan membuatnya bersumpah agar mengobarkan permusuhan abadi terhadap Kekaisaran Romawi.
Pada usia 26, Hannibal diberikan kepercayaan untuk memegang komando tentara dan mengontrol salah satu koloni Carthage yaitu Iberia. Ia kemudian menikah dengan Imilce, seorang putri Iberia. Bersama- sama istrinya ia menaklukkan atau bersekutu dengan berbagai suku Iberia. Dia juga membuat pelabuhan Qart Hadasht yang berarti “New City” atau Carthege sebagai home base-nya. Pada 219 SM, Hannibal menyerang kota Saguntum (Sagunto, Spanyol) yang membuat kemarahan dari Kekaisaran Romawi dan menjadi cikal mulainya Perang Punic II.
Selama Perang Punic II, Hannibal berhasil “menyapu” seluruh Eropa Selatan melalui pegunungan Alpen. Di akhir musim semi pada 218 SM, melalui Pyrenees ia menuju Gaul (Perancis selatan) dengan membawa lebih dari 100.000 tentara dan hampir 40 gajah perang. Selama perjalanan ini ia mendapatkan perlawanan dari pasukan lokal yang bersekutu dengan Roma.
Selama berada di Pegunungan Alpen, berbagai kemenangan Hannibal terhadap musuhnya merupakan prestasi militer yang luar biasa. Selain iklim buruk di Alpen, tentara Hannibal harus menghadapi serangan gerilya dari suku-suku asli yang menjatuhkan batu berat dari atas di jalan yang mereka lalui. Pada hari ke-15 di Alpen, dan lebih dari lima bulan jauh dari Cartagena, Hannibal akhirnya keluar dari Alpen dengan hanya menyisakan 20.000 infanteri, 6.000 kavaleri dan ke-37 gajah.
Ia bahkan mengalahkan tentara Romawi, tetapi tidak berhasil mengambil kota Roma. Setelah Romawi melakukan serangan balasan, ia terpaksa kempali ke Carthage dan kalah. Setelah pensiun dari militer, ia bekerja menjadi seorang negarawan. Kekaisaran berencana untuk mengasingkannya, tetapi sebelum tentara menangkapnya, ia memilih untuk bunuh diri.