Simbol Bon Religion
“Bon Religon” merupakan agama tradisional di kawasan Tibet.Menurut yang tertulis dalam buku pertama dari “Mahabharata” yaitu “Adiparwa”, agama ini muncul ketika Bumi masih ditinggali oleh Naga Legendaris yaitu Dewa dengan tubuh ular dengan memiliki beberapa kepala manusia. Wujud naga seperti itu juga disebutkan dalam risalah Cina Kuno. Satu-satunya manuskrip yang berasal dari abad ke-6 M menceritakan tentang naga tersebut beserta berbagai legenda dari orang-orang yang tinggal di bagian barat Tibet.
Orang-orang yang berada di bawah otoritas Naga, sangat ingin bebas dari dominasinya. Hal ini dapat terjadi – orang-orang dapat merdeka ketika pada 18.000 tahun yang lalu ketika Guru/Master/Dalai - Tonpa Shenrab turun dari langit di kaki Gunung Meru. Dia mengajarkan masyarakat adat untuk menyembah “White God” di surga. ia juga mengajarkan mereka rahasia bagaimana menguasai Naga yang perkasa itu, memberikan pengetahuan tentang banyak roh dan kekuatan alam. Simbol pertama dari agama Bon ini adalah swastika, diputar dalam arah berlawanan, yang mewakili perjuangan yang kekal bagi manusia dengan unsur-unsurnya serta dunia luar.
Guru Tonpa Shenrab
Pada saat kekangan agama Buddhisme di masyarakat yang dianggap berat, agama Bon tersebar luas di India, Persia, Siberia Selatan, Asia Tengah dan China. Tapi kebutuhan adanya untuk membangun negara monarki yang terpusat menyebabkan penguasa Asia mulai menganiaya para pengikut kepercayaan tradisional ini dan memaksakan untuk memeluk agama Buddha.
Pada abad 7 SM, saat Tibet dipimpin Kaisar Drigum Tsenpo banyak biara-biara Bon ditutup, banyak manuskrip agama "sesat" hancur dan pakar agama yang terusir dari Tibet. Agama Bon dilarang bahkan pengikutnya diancaman dengan hukuman mati sampai ke abad ke-9 SM. Tetapi doktrin kuno ini berhasil bertahan dan pada 1017 M, setelah penemuan teks esoteris yang dijaga selama berabad-abad, agama Bon sekali lagi kembali disampaikan kepada dunia, diperbarui dan lebih sistematis. Hal ini diyakini bahwa Shenzhen Lugabertanggung jawab untuk kebangkitan "iman nenek moyang".
Script rahasia Bon melaporkan bahwa doktrin itu disebut "Bon yang berrato puncak dari Universe" dan berasal dari kedalaman sejarah manusia yang ebih dari 50.000 tahun yang lalu. Ketika Guru yang berasal dari dunia Agung datang ke Bumi, doktrin ini mengambil nama "Bon Swastika."
Pengikut sejati dari agama Bon percaya bahwa dunia terdiri dari tiga bidang - semesta: putih - alam surgawi para dewa: merah- alam duniawi dari orang-orang: biru - serta daerah yang lebih rendah dari air. Pohon merupakan sesuatu hal yang mistis, tumbuh melalui alam ini dan memungkinkan penduduk dunia yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain.
Surgawi dan dunia yang lebih rendah dari Bon adalah rumah dari banyak entitas kuat yang memiliki dampak permanen pada dunia laki-laki.
Jarang ada catatan semi-mitos yang berisis kekuatan ekstrim para Dalai Bon Lama dimana mereka menunjukkan jalan untuk menuju ke penguasa negara misterius Agartha yang diyakini tersembunyi di gua-gua pegunungan Himalaya. Mitos ini telah mendorong banyak orang di seluruh dunia untuk mencari kontak dengan para imam Bon.
Misalnya, Kaisar Ashoka, yang hidup pada abad ke-3 SM. Mengobarkan perang melawan kerajaan tetangga Kalinga, yang penghuninya adalah pengikut Bon. Tujuan perang ini agar para Bhiksu Bon mau memberikan pengetahuan rahasianya, tetapi Ashoka menderita kekalahan. Setelah itu Ashoka mengabdikan dirinya untuk mempelajari misteri sakral dari Bon, dan tak lama sebelum kematiannya, ia menciptakan Society of the Nine Unknown, yang diduga masih ada hingga sekarang. Kisah mengenai organisasi tersebut dapat dibaca di link ini: ( http://www.sejarahdk.com/2016/04/society-of-nine-unknown-organisasi.html).
Peneliti modern percaya bahwa praktek dukun dari masyarakat adat yang ada di Siberia, Kamchatka, Amerika Utara dan Selatan berakar pada agama kuno Bon. Wisatawan yang tinggal di Tibet pada abad ke-20 menyatakan bahwa para pengikut agama Bon membangun stupa batu aneh di beberapa tempat. Pengikut Bon juga melakukan tarian magis di atas tubuh keluarga almarhum saat mengucapkan mantra dalam bahasa kuno, seperti ribuan dari tahun lalu. Makna yang tepat dari mantra ini hanya diketahui para Dalai lama.