Jauh sebelum kota-kota besar mulai bermunculan sekitar lima ribu tahun yang lalu dan pedagang saling menjalin hubungan perdagangan antar wilayah, serangan bajak laut telah ada. Berdasarkan catatan sejarah, pada awalnya perampokan di laut mulai terjadi di Mediterania. Berdasarkan catatan dari bangsa Mesir kuno dan Minoan kisah-kisah serangan bajak laut terjadi di laut dan darat. Misalnya pada sebuah tablet dari tanah liat yang menceritakan bahwa Akhenaton, seorang Firaun Mesir yang memerintahkan untuk mencatat sebuah serangan bajak laut di kapal pada 1350 SM. Ada pula catatan Mesir Kuno yang memberikan rincian mengenai serangan yang dilakukan Ramses III terhadap bangsa laut pada 1190 SM – orang Mesir pada masa ini menyebut bangsa laut dengan istilah Sembilan busur. Serangan tersebut terjadi di Delta Sungai Nil. Sebuah prasasti di Medinet Habu, “kuil/makam” Firaun di Thebes juga mencatat pertempuran ini dan menunjukkan kapal dengan haluan kapal milik Sembilan Busur yang berbentuk seperti kepala burung.
Ilustrasi Perompakan Pada Periode Sebelum Masehi
Sejarahwan berpendapat bahwa bangsa Yunani kuno mulai mengenal bajak laut pada sekitar 140 SM. Bajak laut tersebut diberi istilah peirato yang awalnya adalah tentara bayaran yang bersekutu dengan satu faksi politik atau suatu negara kota. Mereka ini dipimpin oleh arcipirata yang kadang-kadanf diterjemahkan sebagai archpirate yang berarti kapten bajak laut.
Kapal dagang pada masa kuno telah berani belayar jauh dari daratan ke suatu tempat yang jauh pula. Ini membuat markas bajak laut tumbuh di sepanjang pantai berbatu. Tempat tersebut menjadi tempat tinggal dan tempat bersembunyi. Meskipun tidak spesifikasinya biasanyatempat berlindung tersebut harus yang aman, dengan syarat sebagai berikut:
1. Dekat dengan jalur perdagangan dan pelayaran maritim
2. penduduk asli yang baik atau ramah terhadap bajak laut.
3. Lokasi terisolasi dan terpencil
4. Iklim yang menyenangkan.
5. Harus ada sebuah pos perdagangan dan atau kedai yang mana bajak laut dapat memperoleh persediaan dan menghabiskan keuntungan haram mereka.
Di Provinsi Antalya yang kini menjadi Turki terdapattanah kuno Lycia, yang didiami olehbajak laut Lycians. Pantai mereka memilikibanyak teluk di mana mereka bisa bersandar dan menunggu kapal dagang yang melewati tempat ini secara teratur. Lycians secara diam-diam menyerang mangsa mereka, menjarah kapal, dan kembali ke tempat persembunyiannya. Pada tahun 1194 SM, Ramses III dari Mesir menghancurkan “havens” ini, tapi akhirnya para bajak laut kembali dan memainkan peran penting dalam membantu Xerxes menyerang Yunani pada 480 SM. Beberapa kali orang-orang Romawi juga mencoba untuk menekan bajak laut ini sebelum akhirnya berhasil pada67 SM. Setelah Kekaisaran Romawi jatuh, Lycia kembali menjadi surga bagi bajak laut, dan mereka menyerang kapal yang lewat hingga abad ke-18 dan 19 yaitu ketika kapal perang Inggris mulai berpatroli di pantai ini.
Ilustrasi Pertempuran Laut Melawan Bajak Laut
Daerah pada masa kuno lain yang penuh dengan bajak laut adalah Kilikia/Cilicia, terletak di pantai selatan Asia Kecil (Turki) dekat rute perdagangan yang menghubungkan Suriah ke Italia dan Yunani. Selain itu, kedekatannya dengan jalur Mesir dan laut Palestina terbukti ideal untuk perampok. Cilicia menjadi surga bajak laut yang paling terkenal dari zaman kuno dan adalah rumah bagi salah satu markas terbesar dalam sejarah bajak laut.
Basis kuno bajak laut lainnya yaituCorfu, Santa Maura, Cephalonia, Miletus, Efesus, Smirna, Kepulauan Balearic, dan Sisilia. Markas/ perlindungan terakhir untuk bajak laut dari periode kunoini adalah di Laut Adriatik dan pantai Dalmatia yang membuat sulit bagi para pengejar untuk memburu bajak laut. Ketika Roma dianeksasi Dalmatia pada 9 M, tempat tersebut sudahtidak lagi menjadi surga bagi bajak laut.
Selama musim dingin, aktivitas bajak laut surut, tetapi ketika musim semi bajak laut mulai berlayar lagi. Salah satu taktik favorit mereraka adalah menyerang ketika terjadi festival, dimana saat ituorang akanmenurunkan penjagaannya terhadap serangan. Taktik lain adalah dengan mengaku sebagai pedagang yang jujur dan ketika telah ada kesempatan perompak berani berlayar ke pelabuhan dan menyerang.