Suku Dunia ~ Banda adalah kelompok yang merupakan penduduk asal dari Kepulauan Banda, yang kini berstatus sebagai kecamatan yang bernama Kecamatan Banda. Kecamatan ini merupakan bagian wilayah administratif dari Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kecamatan Banda yang luas daratannya 5.530 ha terdiri dari tidak kurang 11 pulau, misalnya pulau Neira, pulau Banda Besar, pulau Gunung Api, pulau Ai, pulau Run, pulau Hatta, pulau Pisang, dan lain-lain. Kepulaun ini terbagi atas 12 desa yang tersebar pada enam buah pulau tadi.
Kini orang Banda yang merupakan penduduk asal itu hidup bersama penduduk pendatang yang berasal dari berbagai etnik di Indonesia. Pada tahun 1982, penduduk kecamatan ini berjumlah 14.502 jiwa, dan tidak diketahui lagi berapa jumlah orang Banda di antara jumlah tersebut. Namun ada perkiraan, bahwa jumlah oranh Banda lebih kecil dibanding dengan jumlah pendatang.
Pada masa yang lebih akhir, sebagian besar (83 %) penduduk kepulauan Banda ini hidup di sektor perikanan dan buruh perkebunan, selebihnya dalam bidang perdagangan, jasa, dan pegawai. Makanan pokok mereka adalah ubi kayu dan beras.
Sebagian besar anggota masyarakat Banda ini adalah pemeluk agama Islam, yaitu 12.842 jiwa dari jumlah penduduk tersebut. Meskipun mereka tergolong sebagai pemeluk agama yang fanatik, namun mereka tidak terlepas begitu saja dengan kepercayaan-kepercayaan lama atau upacara-upacara adat setempat. Sebagai contoh, mereka mengenal upacara rofaer war, buka puang.
Upacara rofaer war adalah upacara pembersihan sumur kampung yang dilakukan secara massal oleh waga suatu desa dalam jangka waktu 10 atau 15 tahun sekali. Pembersihan itu bukanlah seperti yang dilakukan menurut lahirnya saja, akan tetapi pada hakikatnya pembersihan batin dari para warganya yang selama jangka waktu tersebut mungkin melakukan perbuatan keji atau kotor. Apabila satu waktu air sumur itu kering atau berkurang, maka mereka menafsirkan sebagai suatu bukti adanya anggota masyarakatnya yang melanggar norma adat atau kaidah agama.
Upacara buka puang adalah pengajian massal yang di mulai dan di akhiri dengan cara-cara yang bersifat adat setempat. Tujuan acara ini adalah untuk keselamatan dan kebahagiaan warga desa. Pelaksanaan upacara ini juga merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada nenek moyang yang telah mengajarkan dan menurunkan agama kepada mereka, dalam hal ini agama Islam.
Sumber : Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia oleh M. Junus Melalatoa