Dalam diri manusia pada dasarnya selalu terdapat keinginan agar terlihat berbeda dengan manusia lainnya. Mulai dari pakaian, sepatu, perhiasan hingga kosmetik, merupakan cara manusia untuk berpenampilan berbeda. Meskipun demikian kosmetik menjadi yang paling nyata untuk mengubah penampilan seseorang. Salah satu kosmetik yang telah ada sejak lama bahkan sejak masa sebelum masehi (sekitar 5000 tahun yang lalu) adalah lipstik. Bangsa-bangsa kuno menghias wajah mereka, termasuk menghias bibirnya sebagai bagian dari ritual atau upacara keagamaan. Bahkan juga untuk pengobatan, karena lipstik dapat melindungi bibir. Lipstik tidak hanya digunakan oleh perempuan tetapi juga laki-laki.
Pada awalnya lipstik dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam seperti buah dan tanaman. Awalnya lipstik mulai muncul dalam peradaban di Timur Tengah, Afrika Utara, dan India. Perempuan Mesopotamia yabng pertama kali mulai memperkenalkan lipstik untuk menghias bibir mereka dengan glitter serbuk yang berasal dari hasil pengilingan batu permata. Tentu saja cara ini juga menunjukkan status sosial dan kekayaan perempuan. Sementara para perempuan di peradaban Lembah Sungai Indus juga telah menggunakan lipstik secara terartur. Hal yang sama juga terjadi dalam masyarakat Mesir Kuno. Di wilayah ini pembuatan lipstik telah mengalami kemajuan dibandingkan peradaban kuno lainnya. Pengguna lipstik dalam bangsa Mesir berasal dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang berasal dari kalangan kelas tinggi seperti anggota kerajaan dan pendeta akan menggunakan beberapa jenis lipstik. Bahkan beberapa jenis lipstik terbuat dari resep yang mengandung bahan-bahan beracun yang bisa menyebabkan penyakit serius. Masyarakat Mesir kuno lah yang mulai memperkenalkan warna carmine (warna cerah seperti merah) yang saat itu terbuat dari ekstrak tubuh serangga cochineal (bahkan teknik ini masih digunakan sampai sekarang). Sedangkan untuk mendapatkan warna unggu, menggunakan rumput laut yang dicampur dengan berbagai minyak dan lilin. Sebagai bukti kemajuaan bangsa Mesir kuno dalam bidang kosmetik, dapat melihat gambaran Neferititi dan Cleopatra.
Selam abad pertengahan, penggunaan lipstik dihapuskan di Eropa. Kondisi kehidupan yang keras, perang yang berkepanjangan, kemiskinan, persediaan obat-obatan yang sedikit, wabah penyakit, kekurangan makanan, dan kondisi sulit lainnyanya, menyebabkan pada periode itu industri kosmetik atau fashion tidak mengalami kemajuan. Dogma Gereja yang menjadi pedoman utama dan terpenting dalam masyarakat saat itu ikut mendeskreditkan fungsi kosmetik. Gereja merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk menjaga hukun fashion saat itu. Sayangnya, Gereja mengeluarkan kebijakan yang mengatakan bahwa lipsti berhubungan denga jemaah dan kultus setan. Karena itu, hanya masyarakat kelas rendah seperti pelacur yang terus menggunakan lipstik dan juga seniman yang sesekali melukis diri atau wajahnya dengan lisptik.
Salah satu momen paling penting dalam sejarah lipstik terjadi selama zaman keemasan Islam ketika ahli kecantikan kimia terkenal, Abu al-Qasim al-Zahrawi berhasil menyempurnakan formula untuk lipstik padat dan wangi. Ini merupakan dasar untuk semua lipstik modern yang dapat ditemukan di setiap toko fashion saat ini. Beberapa abad kemudian, lipstik kembali populer pada masa Inggris diperintah oleh Ratu Elizabeth I (1558 - 1603), tetapi hanya untuk sementara waktu. Barulah pada akhir abad ke-19 ketika kemajuan industri berkembang pesat, industri kecantikan Perancis mulai memproduksi lipstik untuk penjualan komersial. Dari titik ini, lipstik perlahan-lahan menjadi lebih populer.
Sumber: