Pada tahun 993 SM, Kota Anuradhaparu yang merupakan ibukota Sri Langka mengalami kehancuran akibat peperangan. Perang ini dimenangkan oleh Raja Vijayabahu yang berhasil mengalahkan penjajahan Chola pada tahun 1070 SM dan ia juga berhasil menyatukan kembali negara yang terpecah-pecah. Semenjak secara resmi Polonnaruwa yang dulunya merupakan tempat peristirahatan bagi anggota kerajaan dinyatakan menjadi ibukota Sri Langka yang ke dua.
Sekarang ini, Kota Polonnaruwa menjadi ibukota Provinsi North Central, Sri Langka. Unesco telah menetapkan Polonnaruwa sebagai situs warisan dunia untuk wilayah Asia Fasifik. Di dalam wilayah Polonnaruwa terdapat sebuah daerah yang bernama Kaduruwela yang menjadi pusat kota kuno dari Kerajaan Polonnaruwa. Kaduruwela kini menyajikan akan keindahan dan kejayaan Polonnaruwa pada masa lampau.
Polonnaruwa telah menjadi saksi akan kejayaan peradaban Sri Langka, terutama dari masa Kerajaan Chola. Oleh karena Kerajaan Chola penganut Budha maka di Polonnaruwa banyak dibangun monumen untuk agama mereka. Di daerah ini terdapat monumen Brahmana dan juga kuil untuk Siwa, yang patungnya terbuat dari perunggu. Penaklukkan yang dilakukan oleh Raja Vijayabahu tidak membuat tempat ini menjadi hancur. Monumen-monumen tersebut tetap dijaga dan dipelihara. Bahkan Polonnaruwa semakin berkembang.
Puncak kejayaan Poonnaruwa terjadi pada abad ke-12 pada masa pemerintahan Raja Parakramabahu I (1153-1186). Ketika itu perdagangan dan pertanian berkembang di bawah perlindungan Raja. Tidak hanya itu, Raja Parakramabahu I, juga membuat sebuah mahakarya berupa sebuah taman kota yang menakjubkan. Taman ini dibuat di dalam sebuah benteng yang memiliki tiga lapisan dinding. Istana dan tempat-tempat suci dibuat dengan suasana pedesaan. Tata kota pada masa Parakramabahu sangat bagus sepanjang sejarah Sri Langka.
Raja Poonaruwa juga membuat sebuah monumen dari struktur bata besar. Dinddingnya dipahat untuk mengambarkan Jataka yaitu narasi dari kehidupan Budha sebelum menjadi Budha. Ada pula pahatan raksasa di sebuah dinding yang menggabarkan Budha yang sedang bersantai. Patung-patung raksasa lain juga ada di samping Sang Budha. Raja juga membuat sebuah Vihara yang diberi nama Vihara Rangkot, yang memiliki sebuah stupa besar yang berdiameter 175 m dan tinggi 55 m, yang mengingatkan kepada Anuradhapura.
Sumber: http://whc.unesco.org/