Selama ini bangsa Eropa mengangap bahwa dirinya adalah pusat peradaban sedangkan bangsa lain seperti Africa dianggap sebagai bangsa barbar. Secara tidak langsung timbul stigma bahwa Africa dapat mengenal teknologi dan sains setelah kedatangan para kulit putih di benua hitam. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Afrika telah berlangsung berbagai peradaban. Tidak hanya ada di Mesir tetapi di berbagai daerah lain yang ada di Afrika. Berikut ini akan disajikan tujuh Kerajaan Kuno termasyur di Afrika:
3. Kekaisaran Mali
Setelah jatuhnya Kerajaan Ghana, Kekaisaran Mali mendominasi di wilayah Afrika Barat. Terletak di Sungai Niger dan di sebelah barat Ghana (saat ini Niger dan Mali), kekaisaran ini mencapai puncaknya pada 1350-an.
Kekaisaran Mali didirikan oleh Mansa (Raja) Sundiata Keita dan menjadi terkenal karena kekayaannya, terutama Mansa Musa yang adalah cucu dari saudara tiri Sundiata. Mansa Musa inilah yang berhasil membawa Mali kepada kajayaanya, di mana perdagangan mencapai tiga kali lipat dari masa sebelumnya. Selama pemerintahannya, Mansa Musa telah berhasil memperluas wilayahnya hingga dua kali lipat luas sehingga kerajaan ini lebih besar daripada di kerajaan-kerajaan Eropa pada saat itu.
Kota-kota Mali menjadi pusat perdagangan penting di semua Afrika Barat, serta terkenal dengan pusat-pusat kekayaan, budaya dan pendidikan. Timbuktu, sebuah kota penting di Mali, menjadi salah satu pusat budaya yang penting tidak hanya di Afrika, tetapi dari seluruh dunia. Perpustakaan yang luas dan universitas Islam dibangun. Sehingga kota ini menjadi tempat pertemuan para penyair terbaik, ulama dan seniman dari Afrika dan Timur Tengah.
Wilayah Kekaisaran Mali
Kerajaan Mali memiliki pemerintahan semi-demokratis dengan konstitusi menjadi yang tertua di dunia yang disebut “The Kurukan Fuga”. Kitab ini diciptakan pada tahun 1235 oleh para bangsawan untuk menciptakan pemerintahan bagi kekaisaran yang baru didirikan.
“The Kurukan Fouga” dibagikan oleh kekaisaran baru kepada para perwakilan klan yang berkuasa pada saat pertemuan besar yang disebut Gbara. Gbara adalah tubuh deliberatif Kekaisaran Mali yang terdiri dari 32 anggota dari seluruh 29 suku. Mereka diberi suara dalam pemerintahan. Gbara dan Kurukan Fuga tetap tetap eksis selama lebih dari 400 tahun sampai 1645.
The Great Mosque of Djenné
4. Kekaisaran Songhai
Sumber: http://atlantablackstar.com/
Kekaisaran Songhai, adalah kekaisaran terbesar dalam sejarah Afrika dan paling kuat dari negara-negara Afrika barat pada abad pertengahan. Wilayah kerajaan ini mulai meluas pada masa kepemimpinan Raja Sonni Ali tahun 1460-1500an, mulai dari Kamerun hingga ke Maghreb.
Sebelumnya, pada tahun 1360 sengketa suksesi melemahkan Kekaisaran Mali. Hal ini membuat Kekaisaran Songhai yang sebelumnnya berada di bawah kendali Kekaisaran Mali, dapat merdeka pada tahun 1430. Sekitar tiga puluh tahun kemudian, Sonni Sulaiman Dama menyerang Mema (salah satu provinsi Mali yang terletak di sebelah barat Timbuktu). Keberhasilan ini membuka jalan bagi penerusnya, Sonni Ali untuk mengubah negaranya menjadi salah satu kerajaaan terbesar sub-Sahara Afrika yang pernah ada.
Ini diperluas dengan cepat dimulai dengan Raja Sonni Ali di tahun 1460-an dan 1500-an oleh, itu meningkat untuk meregangkan dari Kamerun ke Maghreb. Pada 1360, sengketa suksesi melemah Kekaisaran Mali, dan pada 1430-an, Songhai, sebelumnya ketergantungan Mali, merdeka di bawah Dinasti Sonni. Sekitar tiga puluh tahun kemudian, Sonni Sulaiman Dama menyerang Mema, provinsi Mali barat dari Timbuktu, membuka jalan bagi penggantinya, Sonni Ali, untuk mengubah negaranya menjadi salah satu kerajaan terbesar sub-Sahara Afrika yang pernah ada.
Wilayah Kekaisaran Songhai
Kekaisaran Songhai mencapai puncaknya pama masa pemerintahan Raja Muhammad Askia Agung. Pada masa puncaknya, kota Timbuktu berkembang menjadi pusat budaya dan komersial. Pedagang Arab, Italia dan Yahudi semuanya berkumpul di tempat tersebut untuk berdagang. Pada 1500, luas Kekaisaran Songhai lebih dari 1,4 juta kilometer persegi.
Sumber: