dodkop.blogspot.com - Korupsi selama ini menjadi masalah bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perbuatan korupsi di suatu negara terutama dilakukan oleh para pejabat pelayan publik. Lembaga Transparency International (TI) kemarin merilis daftar terbaru peringkat indeks korupsi 175 negara. Indonesia tahun ini berada di peringkat ke-107 dengan skor 34. Lebih buruk dua poin ketimbang tahun lalu dan tahun 2013.
TI menggunakan metode Indeks Persepsi Korupsi dengan skor 100 dianggap negara paling bersih dan skor paling rendah berarti negara paling korup. Denmark menjadi negara paling bersih dengan skor 92, diikuti Selandia Baru (91) dan Finlandia (89).
"Negara yang berada di urutan terbawah harus mengadopsi tindakan anti korupsi yang radikal demi rakyat mereka. Negara yang berada di peringkat atas harus memastikan tidak mengekspor praktik korupsi ke negara berkembang," ujar Jose Ugaz, kepala TI, dalam pernyataannya, seperti dilansir stasiun televisi CNN, Rabu (3/12).
Berikut adalah 5 Negara Dengan Pejabat Paling Korup Di Dunia :
TI menggunakan metode Indeks Persepsi Korupsi dengan skor 100 dianggap negara paling bersih dan skor paling rendah berarti negara paling korup. Denmark menjadi negara paling bersih dengan skor 92, diikuti Selandia Baru (91) dan Finlandia (89).
"Negara yang berada di urutan terbawah harus mengadopsi tindakan anti korupsi yang radikal demi rakyat mereka. Negara yang berada di peringkat atas harus memastikan tidak mengekspor praktik korupsi ke negara berkembang," ujar Jose Ugaz, kepala TI, dalam pernyataannya, seperti dilansir stasiun televisi CNN, Rabu (3/12).
Berikut adalah 5 Negara Dengan Pejabat Paling Korup Di Dunia :
1. Sudan Selatan
Korupsi di Sudan Selatan sudah menjadi penyakit sejak 2004, ketika wilayah ini mendapat kekuasaan untuk meraup keuntungan dari penjualan minyak. Sejak resmi memisahkan diri dengan Sudan pada 2011, negara seluas negara bagian Texas di Amerika Serikat ini punya cadangan minyak nomor lima di benua Afrika, termasuk ladang emas, dan sumber daya mineral lain, seperti dilansir surat kabar USA Today, tahun lalu.
Namun ironisnya Sudan Selatan termasuk negara paling miskin dan paling lambat berkembang. Tingkat melek huruf di negara ini hanya 27 persen. Konflik antar suku terus merongrong Sudan Selatan sejak 2011.
Namun ironisnya Sudan Selatan termasuk negara paling miskin dan paling lambat berkembang. Tingkat melek huruf di negara ini hanya 27 persen. Konflik antar suku terus merongrong Sudan Selatan sejak 2011.
2. Afganistan
Lembaga rekonstruksi Afganistan (SIGAR) mengatakan pemerintah Amerika Serikat tidak berbuat banyak untuk memerangi korupsi di negara itu setelah menggelontorkan dana USD 103 miliar untuk membangun kembali negara itu dari perang. " Korupsi di Afganistan lebih serius ketimbang pemberontakan," kata John Sopko, inspektur jenderal SIGAR, seperti dilansir surat kabar the Washington Times, Mei lalu.
Kondisi itu jelas menghambat proses pembangunan dan menghilangkan kesempatan rakyat Afganistan menikmati sumber daya alam yang mereka miliki. Mereka juga makin kurang percaya terhadap pemerintah.
Kondisi itu jelas menghambat proses pembangunan dan menghilangkan kesempatan rakyat Afganistan menikmati sumber daya alam yang mereka miliki. Mereka juga makin kurang percaya terhadap pemerintah.
3. Sudan
Usai puluhan tahun mengalami keguncangan politik, kerusuhan, perang saudara, Sudan kini menghadapi musuh baru: korupsi. Penyakit laten di setiap pemerintahan ini bisa memicu konflik dan merusak sumber daya alam. Korupsi biasanya dimulai dari rapuhnya sistem pemerintahan, rendahnya kapasitas pejabat pemerintah, lemahnya kontrol dan keterbukaan institusi, serta kaburnya batasan antara negara dan partai politik yang berkuasa.
Terpecahnya Sudan Selatan menjadi negara sendiri pada Juli 2011 membuat tantangan ekonomi dan politik bagi Sudan semakin berat. Korupsi merajalela di berbagai sektor, dalam berbagai bentuk. Lemahnya keterbukaan dalam hal pengelolaan minyak membuat Sudan terus dalam kondisi politik yang tidak stabil.
Terpecahnya Sudan Selatan menjadi negara sendiri pada Juli 2011 membuat tantangan ekonomi dan politik bagi Sudan semakin berat. Korupsi merajalela di berbagai sektor, dalam berbagai bentuk. Lemahnya keterbukaan dalam hal pengelolaan minyak membuat Sudan terus dalam kondisi politik yang tidak stabil.
4. Somalia
Para politisi Somalia selama ini punya cara baru buat memperkaya diri di tengah penderitaan rakyatnya. Mereka membuat pos pengungsian gadungan untuk mendapat bantuan kemanusiaan dari negara-negara donor. Bantuan berupa aneka makanan itu lalu mereka jual di pasar gelap, seperti dilansir majalah Forbes 2011 lalu.
Begitulah salah satu cara mereka korupsi. Transparency International akhirnya menobatkan Somalia sebagai negara yang para pejabatnya paling korup sedunia. selama lima kali berturut-turut. Negara di benua Afrika itu hanya mendulang skor delapan dalam indeks persepsi korupsi.
Begitulah salah satu cara mereka korupsi. Transparency International akhirnya menobatkan Somalia sebagai negara yang para pejabatnya paling korup sedunia. selama lima kali berturut-turut. Negara di benua Afrika itu hanya mendulang skor delapan dalam indeks persepsi korupsi.
5. Korea Utara
Sejajar dengan Somalia di peringkat paling bontot dalam daftar negara paling korup versi Transparency International, Korea Utara hanya mendapat nilai delapan seperti tahun lalu dan tahun 2012. Penulis Melanie Kirkpatrick dari Institut Hudson, Washington, Amerika Serikat, mengatakan puluhan ribu warga negara pimpinan Kim Jong-un itu banyak yang hijrah ke Korea Selatan dan China lantaran tidak tahan tinggal di negerinya.
Dengan pemimpin yang kaku dan sistem kasta yang membolehkan orang militer menindas warga lain, membuat Korea Utara masuk dalam daftar negara paling korup. Ayah Jong-un, Kim Jong-Il, tercatat pernah belanja jam mewah buatan luar negeri, mobil, dan celana dalam terbuat dari kain sutera buat merayakan hari ulang tahunnya.
"Tidak berlebihan kiranya menyebut Korea Utara sebagai negara paling korup di muka bumi," kata Kirkpatrick yang mewawancarai puluhan orang selama dua tahun buat merampungkan bukunya. "Kebutuhan dasar buat hidup sehari-hari bergantung kepada siapa orang yang bisa Anda suap, kata dia.
Dengan pemimpin yang kaku dan sistem kasta yang membolehkan orang militer menindas warga lain, membuat Korea Utara masuk dalam daftar negara paling korup. Ayah Jong-un, Kim Jong-Il, tercatat pernah belanja jam mewah buatan luar negeri, mobil, dan celana dalam terbuat dari kain sutera buat merayakan hari ulang tahunnya.
"Tidak berlebihan kiranya menyebut Korea Utara sebagai negara paling korup di muka bumi," kata Kirkpatrick yang mewawancarai puluhan orang selama dua tahun buat merampungkan bukunya. "Kebutuhan dasar buat hidup sehari-hari bergantung kepada siapa orang yang bisa Anda suap, kata dia.
Sumber : merdeka.com