Misteri Kembang Wijaya Kusuma Dan Penguasa Laut Selatan | Un1x Project | Kepercayaan masyarakat di wilayah selatan Pulau Jawa terhadap penguasa laut selatan memiliki korelasi yang erat dengan kepercayaan ilmu gaib yang selama ini berkembang di tengah masyarakat. Salah satu paranormal asal Purwokerto Jawa Tengah, Bernama Mbah Kacer menyebut kepercayaan tersebut tumbuh berkembang dalam masyarakat dengan segala lelaku yang harus dilakukan.
"Masyarakat di wilayah selatan mempercayai, bahwa kekuatan laut selatan yang cukup besar. Malahan, ada beberapa tempat yang wajib didatangi untuk bertapa guna menggenapkan syarat mencapai tujuan yang diinginkan," ucap beliau kepada kami, ketika mendatangi kediamannya beberapa waktu lalu.
Dia menyebut beberapa daerah di pantai selatan Jawa Tengah bagian barat yang kerap dikunjungi sebagai tempat ngalap berkah/rejeki, semisal Gunung Srandil dan Gunung Selok serta pantai di daerah Nusawungu di Cilacap Jawa Tengah.
"Tak hanya itu, pantai Karangbolong di Gombong Kebumen Jawa Tengah juga menjadi tempat yang dikunjungi untuk menjalani lelaku mencari kekayaan bagi yang percaya," ungkapnya.
Mbah Kacer menyebut, guna menjalani ritual itu, mereka harus menghubungi juru kunci untuk mendapatkan petunjuk. Bukan hanya itu, orang-orang yang mencari ilmu juga harus siap dalam mengorbankan anggota keluarganya.
"Hal itu kalau ada yang menggunakan jalan pintas mendapat kekayaan, namun tetap ada tumbalnya yakni anggota keluarganya. Dan juga, siapapun yang ingin melakukan ritual di sana harus memperhatikan juga keselamatan dirinya, sebab mereka harus masuk gua dan cepat-cepat bergerak sebelum ombak menghampiri. Dan jika tidak bisa jadi orangnya akan terseret gelombang," ungkapnya.
Berbeda pula dengan cerita tentang bunga Wijayakusuma yang menjadi simbol bagi masyarakat Cilacap Jawa Tengah. Menurut legenda yang diceritakan Mbah Kacer tentang bunga yang satu ini, Mbah Kacer mengungkapkan bahwa Wijayakusuma merupakan bunga gaib yang berasal dari legenda mistis.
"Dikisahkan bunga ini secara fisik memang ada, namun banyak orang yang mencari bunga Wijayakusuma yang 'asli' dari alam gaib/astral," jelasnya.
Legenda ini bercerita tentang adanya seorang perempuan dari sebuah kerajaan yang lari mengasingkan diri ke pantai selatan. Putri kerajaan ini lari karena tidak ingin dinikahkan. Proses pengasingan diri yang dilakukannya ini, lantas membuatnya melakukan tapa dan meminta ketentraman kemudian menyeburkan diri ke laut.
"Berdasarkan kisah, sang putri mengandung dalam alam gaib dan anak yang dilahirkan cacat dan sosok anak ini digambarkan sebagai bunga wijayakusuma yang sewaktu-waktu berubah menjadi orang cacat," kisah Mbah Kacer.
Hingga kini, beliau mempercayai banyaknya orang yang hilang atau tenggelam di pantai selatan karena banyak yang 'sembarangan' tak menghormati penguasa gaibnya. "Sebetulnya ada syarat yang tidak banyak diketahui orang saat mandi di pantai daerah selatan seperti di Pantai Nusawungu. Di Pantai Nusawungu ada tempat air tawar yang menjadi syarat sebelum mandi di pantai. Tidak sedikit orang yang hilang karena tidak melakukan syarat tersebut," ucapnya.
Kembang Raja-Raja
Ada kepercayaan yang tak lekang oleh waktu. Bahwa raja Mataram yang baru dinobatkan, tidak akan sah diakui dunia “kasar” dan “halus”, kalau belum berhasil memetik bunga Wijaya Kusuma sebagai pusaka keraton. Mengapa harus memetik bunga itu? Tradisi memetik bunga itu didasarkan atas kepercayaan, bahwa pohon yang menghasilkan bunga itu adalah jelmaan pusaka keraton Batara Kresna. Batara titisan Wisnu ini kebetulan menjadi Raja Dwarawati.
Menurut kisah spiritual dari mulut ke mulut, pusaka keraton itu dilabuh (dihanyutkan) ke Laut Kidul oleh Kresna, sebelum beliau mangkat ke Swargaloka, di kawasan Nirwana. Pusaka atribut Raja Kresna itu setelah dilabuh menjadi pohon di atas batu pulau karang. Letaknya di ujung timur Pulau Nusakambangan di selatan Kota Cilacap.
Dia menyebut beberapa daerah di pantai selatan Jawa Tengah bagian barat yang kerap dikunjungi sebagai tempat ngalap berkah/rejeki, semisal Gunung Srandil dan Gunung Selok serta pantai di daerah Nusawungu di Cilacap Jawa Tengah.
"Tak hanya itu, pantai Karangbolong di Gombong Kebumen Jawa Tengah juga menjadi tempat yang dikunjungi untuk menjalani lelaku mencari kekayaan bagi yang percaya," ungkapnya.
Mbah Kacer menyebut, guna menjalani ritual itu, mereka harus menghubungi juru kunci untuk mendapatkan petunjuk. Bukan hanya itu, orang-orang yang mencari ilmu juga harus siap dalam mengorbankan anggota keluarganya.
"Hal itu kalau ada yang menggunakan jalan pintas mendapat kekayaan, namun tetap ada tumbalnya yakni anggota keluarganya. Dan juga, siapapun yang ingin melakukan ritual di sana harus memperhatikan juga keselamatan dirinya, sebab mereka harus masuk gua dan cepat-cepat bergerak sebelum ombak menghampiri. Dan jika tidak bisa jadi orangnya akan terseret gelombang," ungkapnya.
Berbeda pula dengan cerita tentang bunga Wijayakusuma yang menjadi simbol bagi masyarakat Cilacap Jawa Tengah. Menurut legenda yang diceritakan Mbah Kacer tentang bunga yang satu ini, Mbah Kacer mengungkapkan bahwa Wijayakusuma merupakan bunga gaib yang berasal dari legenda mistis.
"Dikisahkan bunga ini secara fisik memang ada, namun banyak orang yang mencari bunga Wijayakusuma yang 'asli' dari alam gaib/astral," jelasnya.
Legenda ini bercerita tentang adanya seorang perempuan dari sebuah kerajaan yang lari mengasingkan diri ke pantai selatan. Putri kerajaan ini lari karena tidak ingin dinikahkan. Proses pengasingan diri yang dilakukannya ini, lantas membuatnya melakukan tapa dan meminta ketentraman kemudian menyeburkan diri ke laut.
"Berdasarkan kisah, sang putri mengandung dalam alam gaib dan anak yang dilahirkan cacat dan sosok anak ini digambarkan sebagai bunga wijayakusuma yang sewaktu-waktu berubah menjadi orang cacat," kisah Mbah Kacer.
Hingga kini, beliau mempercayai banyaknya orang yang hilang atau tenggelam di pantai selatan karena banyak yang 'sembarangan' tak menghormati penguasa gaibnya. "Sebetulnya ada syarat yang tidak banyak diketahui orang saat mandi di pantai daerah selatan seperti di Pantai Nusawungu. Di Pantai Nusawungu ada tempat air tawar yang menjadi syarat sebelum mandi di pantai. Tidak sedikit orang yang hilang karena tidak melakukan syarat tersebut," ucapnya.
Kembang Raja-Raja
Ada kepercayaan yang tak lekang oleh waktu. Bahwa raja Mataram yang baru dinobatkan, tidak akan sah diakui dunia “kasar” dan “halus”, kalau belum berhasil memetik bunga Wijaya Kusuma sebagai pusaka keraton. Mengapa harus memetik bunga itu? Tradisi memetik bunga itu didasarkan atas kepercayaan, bahwa pohon yang menghasilkan bunga itu adalah jelmaan pusaka keraton Batara Kresna. Batara titisan Wisnu ini kebetulan menjadi Raja Dwarawati.
Menurut kisah spiritual dari mulut ke mulut, pusaka keraton itu dilabuh (dihanyutkan) ke Laut Kidul oleh Kresna, sebelum beliau mangkat ke Swargaloka, di kawasan Nirwana. Pusaka atribut Raja Kresna itu setelah dilabuh menjadi pohon di atas batu pulau karang. Letaknya di ujung timur Pulau Nusakambangan di selatan Kota Cilacap.