Apakah BOLEH TIDUR Dengan Lampu KAMAR Menyala ? | BMBD | Un1x Project | Tidur dengan lampu menyala ternyata membuat tidur menjadi kurang efektif. Menurut National Sleep Foundation, lingkungan tidur yang optimal sangat penting untuk istirahat malam yang baik, seperti mematikan lampu saat tidur.
Reuters melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidur dengan lampu menyala berkaitan dengan bangun yang lebih sering di tengah malam dan jam tidur yang lebih sedikit sehingga memengaruhi osilasi (gerak harmonik sederhana) otak dan kebugaran tubuh menjadi berkurang, seperti yang dilansir Huffington Post.
Penelitian ini mengikutsertakan 10 partisipan dengan pola tidur yang sehat. Seluruh 10 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok dan menjalani dua sesi tidur yang dimonitoring menggunakan polisomnografi. Kelompok pertama dibiarkan tidur dengan keadaan lampu menyala dan yang lain dengan lampu dipadamkan.
Para peneliti dari Korea Selatan ini menemukan bahwa para partisipan yang tidur dengan lampu menyala memiliki waktu tidur lebih cepat, tahap 1 tidur dan kurang tidur gelombang lambat, serta peningkatan gairah saat tidur, serta perubahan osilasi otak, "terutama yang terlibat dalam kedalaman dan stabilitas tidur," tulis mereka dalam penelitian.
Penelitian ini didukung oleh Sebuah artikel perspektif yang diterbitkan dalam jurnal Nature awal tahun ini yang ditulis oleh profesor Harvard sleep medicine, Charles A. Czeisler, M.D., Ph.D., bagaimana cahaya buatan menghentikan syaraf yang mendorong tidur dan mengaktifkan syaraf yang berkaitan dengan gairah. Czeisler menyoroti hubungan antara cahaya listrik dan kurangnya waktu tidur.
Reuters melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidur dengan lampu menyala berkaitan dengan bangun yang lebih sering di tengah malam dan jam tidur yang lebih sedikit sehingga memengaruhi osilasi (gerak harmonik sederhana) otak dan kebugaran tubuh menjadi berkurang, seperti yang dilansir Huffington Post.
Penelitian ini mengikutsertakan 10 partisipan dengan pola tidur yang sehat. Seluruh 10 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok dan menjalani dua sesi tidur yang dimonitoring menggunakan polisomnografi. Kelompok pertama dibiarkan tidur dengan keadaan lampu menyala dan yang lain dengan lampu dipadamkan.
Para peneliti dari Korea Selatan ini menemukan bahwa para partisipan yang tidur dengan lampu menyala memiliki waktu tidur lebih cepat, tahap 1 tidur dan kurang tidur gelombang lambat, serta peningkatan gairah saat tidur, serta perubahan osilasi otak, "terutama yang terlibat dalam kedalaman dan stabilitas tidur," tulis mereka dalam penelitian.
Penelitian ini didukung oleh Sebuah artikel perspektif yang diterbitkan dalam jurnal Nature awal tahun ini yang ditulis oleh profesor Harvard sleep medicine, Charles A. Czeisler, M.D., Ph.D., bagaimana cahaya buatan menghentikan syaraf yang mendorong tidur dan mengaktifkan syaraf yang berkaitan dengan gairah. Czeisler menyoroti hubungan antara cahaya listrik dan kurangnya waktu tidur.