Pada malam minggu yang cuacanya sangat cerah setiap orang pastilah memanfaatkan hal itu untuk mengapeli cewek atau temannya, begitu dengan Ida dia menunggu kekasihnya Mas Anto yang lama sekali datangnya. Beberapa kali ia berjalan keluar untuk melihat kekasihnya datang, tapi tetap saja sama ia tidak melihat Mas Antonya itu datang, yang dia lihat hanyalah sepasang muda-mudi yang berboncengan berseliweran didepan rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh lebih lima belas menit namun Mas Anto belum juga datang. Ida duduk disofanya dengan gelisah karena yang dinantinya tak kunjung tiba. Hatinya tersentak dan spontan berdiri karena mendengar suara sayub-sayub motor RX King-nya mas anto yang begitu khas, ida pun membukakan pintunya untuk Mas Anto.
"Eh Mas Anto, kok lama bener datangnya". Ida menyambutnya dengan senyuman yang manis namun Mas Antonya diam saja dan berjalan masuk keruang tamu. Ida berpikir seperti ada yang aneh dengan Mas Anto tidak seperti biasanya Mas Anto yang selalu riang dan romantis. Sepuluh menit berlalu namun mereka tetap diam membisu tanpa sepakatah kata pun terucap dari bibir mereka, Ida semakin heran karena tiba-tiba Mas Anto menjadi pendiam. Mas Anto memandangi Ida dan sambil memegang tangannya.
"Ida maukan berjanji buat Mas Anto".
"Janji apa Mas?".
"Nanti kalau Mas pergi, kau harus jaga dirimu baik-baik, patuh terhadap orang tua Ida. Mas udah nggak bisa lagi jaga Ida".
"Emangnya Mas mau pergi kemana", jawab ida dengan heran, namun Mas Anto diam saja tanpa jawaban.
"Pokoknya kau harus baik-baik saja, karena dengan melihatmu bahagia Mas sudah senang". Ida memeluknya dengan erat tak terasa air matanya pun mengalir didada Mas Anto, tak biasa Mas Anto mengatakan hal itu dengan tulus.
"Ida, Mas mau pulang yah".
"Kok cepat bener Mas, eh Mas tampak pucat dan pipi Mas dingin, Mas sakit yah?".
"Mas ada urusan, satu pesan Mas, jaga dirimu baik-baik!". Mas Anto melepaskan pelukan Ida yang masih memegangi tanganya. Dengan perlahan Mas Anto pun melepaskan tangannya dan pergi meniggalkan Ida yang masih memandanginya. Setelah Mas Anto pergi Ida pun membereskan meja dan membersihkan lantai. Kriing!!, kriing!! telepon berbunyi dengan segera ida mengangkat telepon tersebut.
"Hallo...."
"Hallo, ini dek Ida yah?".
"Iyah betul, ini dari siapa yah?".
"Ini dari Ibu Nani mamanya Anto, begini Ibu mau mengabari dek Ida kalau Anto kecelakaan!".
"Apaa!!, Mas Anto kecelakaan!". Ida sangat terkejut.
"Iyah tadi jam sembilan lebih kecelakaannya, dan keadaan Anto cukup parah, dia sempat dirawat dirumah sakit namun nyawanya tak terselamatkan lagi. Anto meninggal dunia jam sepuluh tadi".
"Mas Anto meninggal!!!". Ida langsung pingsan karena tadi Mas Anto sempat datang kerumahnya. Tak peduli teleponnya masih menggantung.
"Halloo.. hallo..". Karena tak ada jawaban mamanya Antopun menutup teleponnya.
Keesokan paginya Ida dan ibunya melayat kerumah kekasihnya itu, sesampainya disana ia melihat Mas Antonya terbaring dengan diselimuti kain putih, ia tak kuasa menahan tangis dan air matanya menyucur begitu saja. "Mas Anto kenapa kamu meninggalkan Ida, Mas". Ida meratapi dan menangis sembari memeluk mamanya Anto.
"Ida kamu yang sabar yah, ikhlaskan Mas Anto biar dia tenang disana", sahut mamanya Mas Anto dan mengelus punggungnya Ida.
Prosesi pemakaman pun dilakukan dan setelah selesai semua kembali kerumah masing-masing kecuali Ida dan mamanya yang masih tetap disana. Yang menjadi pikirannya adalah Mas Anto meninggal dunia jam sepuluh malam, padahal semalam Mas Anto sempat datang kerumahnya jam setengah sebelas bahkan dia sempat berbicara dengan Mas Anto. kata mamanya mungkin Mas Anto mau berpesan kepada Ida dan Ida harus memenuhinya karena pesan orang yang sudah meninggal itu sangat sakral.
Begitulah Ida menceritakanya kepada saya sedetail mungkin, saya sampai merinding mendengarkanya.
Wassalamu alaikum wr. wb