Pikiran adalah hal yang indah, ada banyak hal yang tetap menjadi misteri sampai hari ini. Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena aneh, namun tidak dapat menjelaskan asal-usul mereka. Walaupun banyak dari kita yang sudah familiar dengan satu atau dua dari daftar fenomena aneh yang saya tulis, namun lebih banyak yang tidak kita ketahui. Ini adalah daftar sepuluh fenomena pikiran yang aneh.
1. Deja Vu
Deja vu adalah perasaan yakin bahwa anda telah mengalami atau melihat situasi yang sebenarnya baru saja anda alami. Anda merasa seolah peristiwa tersebut telah terjadi atau terulang lagi. Pengalaman ini biasanya disertai dengan rasa akrab, seram, atau aneh. Deja vu biasanya dihubungkan dengan mimpi, tapi kadang-kadang ada kemungkinan bahwa hal itu memang benar-benar terjadi di masa lalu.
2. Déjà Vécu
Déjà vécu adalah apa yang kebanyakan orang alami ketika mereka berpikir mereka mengalami deja vu. Deja vecu muncul dengan sangat rinci, seperti mengenali bau dan suara. Hal ini juga biasanya disertai perasaan yang sangat kuat untuk mengetahui hal apa yang akan datang berikutnya. Orang yang mengalami perasaan ini biasanya tidak hanya tahu apa yang akan terjadi berikutnya, tapi juga mampu memberitahu orang disekitarnya apa yang akan terjadi. Menurut yang pernah mengalaminya, Deja vecu adalah sensasi menakutkan dan tidak bisa dijelaskan. (Mungkin rasanya seperti yang dialami tokoh utama film Final Destination)
3. Déjà Visité
Deja visite adalah pengalaman yang kurang umum dan melibatkan pengetahuan luar biasa dari sebuah tempat baru. Contohnya, anda mungkin tahu jalan di kota baru meskipun anda belum kesana sebelumnya, dan bahwa sebenarnya tidak mungkin bagi anda untuk mengetahuinya. Deja visite adalah tentang hubungan spasial dan geografis. Nathaniel Hawthorne menulis tentang pengalaman ini dalam bukunya “Our Old Home”__Rumah Lama Kami__ dimana ia mengunjungi sebuah kastil hancur dan memiliki pengetahuan tentang tata letaknya.
4. Déjà Senti
Deja senti adalah fenomena "telah merasakan" sesuatu. Ini adalah fenomena mental yang eksklusif dan jarang dalam memori anda. Menurut orang yang telah mengalaminya: "Apa yang menjadi perhatian adalah bahwa hal itu telah berlangsung sebelumnya, dan memang sudah familiar, namun telah dilupakan selama beberapa waktu, dan sekarang pulih. Ingatan tersebut selalu dimulai dengan suara orang lain, atau oleh pikiran saya sendiri, atau dengan apa yang saya baca dan terucap dalam pikiran. Dan saya memikirkannya selama keadaan aneh yang biasanya aku ucapkan seperti 'oh ya,, aku tahu', 'tentu saja-aku ingat', dll tapi satu atau dua menit kemudian, aku dapat mengingat baik kata-kata atau pikiran yang memunculkan ingatan. Saya hanya menemukan bahwa mereka sangat menyerupai apa yang saya rasakan sebelumnya dalam kondisi abnormal yang sama"
Kalian bisa menganggapnya sebagai perasaan yang baru dikatakan, kemudian menyadari, bahwa kalian tidak mengucapkan apapun.
5. Jamais Vu
Jamais vu (tak pernah tahu) menggambarkan situasi akrab yang tidak diakui. Hal ini sering dianggap kebalikan dari deja vu dan melibatkan rasa ngeri. Pengamat tidak mengenali situasi rasional meskipun tahu bahwa mereka telah ada sebelumnya. Hal ini umumnya dijelaskan sebagai ketika seseorang sesaat tidak mengenali kata, orang, atau tempat yang mereka tahu. Chris Moulin dari Leeds University meminta 92 relawan untuk menulis 'pintu' 30 kali dalam 60 detik. Dia melaporkan bahwa 68% dari relawan menunjukkan gejala Jamais vu, seperti mulai ragu bahwa 'pintu' adalah kata yang nyata. Hal ini yang memberinya ide bahwa Jamais vu mungkin gejala dari kelelahan otak.
6. Presque Vu
Presque Vu sangat mirip dengan sensasi "di ujung lidah". Misalnya seorang teman anda bertanya judul film yang kemarin malam anda tonton. Anda tahu judul film tersebut, namun saat teman anda bertanya, judul film tersebut entah nyempil dimana dalam otak anda hingga anda tidak bisa menyebutkannya, padahal anda tahu bahwa anda tahu. Ada perasaan yang kuat bahwa anda pasti bisa mengingatnya dengan segera, namun sebenarnya hal tersebut jarang terjadi. Presque vu artinya hampir melihat, alih-alih menakutkan sensasi ini lebih tepat disebut mengganggu.
7. L’esprit de l’Escalier
L'esprit de l'escalier (kecerdasan tangga) adalah rasa berpikir yang cerdas ketika sudah terlambat. Hal ini biasanya digunakan untuk membalas hinaan, atau komentar cerdas yang datang terlambat ke pikiran kita. Saat lawan bicara tadi sudah pergi, kita baru terpikir sebuah balasan atau komentar cerdas yang mungkin membuatnya kalah. Sering terpikir "Harusnya aku ngomong begini tadi..." Fenomena ini biasanya disertai oleh perasaan menyesal karena tidak terpikir balasan yang palaing pintar pada saat yang dibutuhkan.
8. Capgras Delusion
Delusi Capgras adalah fenomena dimana seseorang percaya bahwa teman dekat atau kerabatnya telah digantikan oleh penipu yang identik. Hal ini terikat ke kepercayaan lama bahwa bayi yang dicuri akan diganti dengan changeling dalam cerita rakyat abad pertengahan, serta gagasan modern alien telah mengambil alih tubuh orang di bumi untuk hidup di antara manusia dengan alasan yang tidak diketahui. Khayalan ini paling umum pada orang dengan skizofrenia tetapi dapat terjadi pada gangguan lainnya.
9. Fregoli Delusion
Delusi Fregoli adalah fenomena otak yang jarang terjadi, dimana seseorang yakin bahwa orang berbeda yang ditemuinya, pada kenyataannya, adalah orang yang sama dalam berbagai penyamaran. Hal ini sering dikaitkan dengan paranoia dan keyakinan bahwa orang yang sedang menyamar sedang mencoba untuk menganiaya mereka. Kondisi ini dinamai setelah aktor Italia Leopaldo Fregoli menunjukkan aksinya untuk berubah penampilan dengan cepat selama pertunjukkannya. Khayalan Fregoli pertama kali dilaporkan pada tahun 1927 dalam studi kasus seorang wanita 27 tahun yang percaya dia sedang dianiaya oleh dua aktor yang sering dilihatnya di teater. Dia percaya bahwa orang-orang mengejarnya, menyamar sebagai orang yang dia tahu.
10. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah fenomena di mana seseorang tidak mengenali wajah orang atau benda yang seharusnya mereka tahu. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya dapat menggunakan indra lain untuk mengnali orang - seperti parfum, bentuk atau gaya rambut, suara mereka, atau bahkan gaya berjalan mereka. Sebuah kasus klasik dari gangguan ini disajikan dalam buku terbitan 1998 yang berjudul "Orang yang Mengira Istrinya adalah topi"
1. Deja Vu
Deja vu adalah perasaan yakin bahwa anda telah mengalami atau melihat situasi yang sebenarnya baru saja anda alami. Anda merasa seolah peristiwa tersebut telah terjadi atau terulang lagi. Pengalaman ini biasanya disertai dengan rasa akrab, seram, atau aneh. Deja vu biasanya dihubungkan dengan mimpi, tapi kadang-kadang ada kemungkinan bahwa hal itu memang benar-benar terjadi di masa lalu.
2. Déjà Vécu
Déjà vécu adalah apa yang kebanyakan orang alami ketika mereka berpikir mereka mengalami deja vu. Deja vecu muncul dengan sangat rinci, seperti mengenali bau dan suara. Hal ini juga biasanya disertai perasaan yang sangat kuat untuk mengetahui hal apa yang akan datang berikutnya. Orang yang mengalami perasaan ini biasanya tidak hanya tahu apa yang akan terjadi berikutnya, tapi juga mampu memberitahu orang disekitarnya apa yang akan terjadi. Menurut yang pernah mengalaminya, Deja vecu adalah sensasi menakutkan dan tidak bisa dijelaskan. (Mungkin rasanya seperti yang dialami tokoh utama film Final Destination)
3. Déjà Visité
Deja visite adalah pengalaman yang kurang umum dan melibatkan pengetahuan luar biasa dari sebuah tempat baru. Contohnya, anda mungkin tahu jalan di kota baru meskipun anda belum kesana sebelumnya, dan bahwa sebenarnya tidak mungkin bagi anda untuk mengetahuinya. Deja visite adalah tentang hubungan spasial dan geografis. Nathaniel Hawthorne menulis tentang pengalaman ini dalam bukunya “Our Old Home”__Rumah Lama Kami__ dimana ia mengunjungi sebuah kastil hancur dan memiliki pengetahuan tentang tata letaknya.
4. Déjà Senti
Deja senti adalah fenomena "telah merasakan" sesuatu. Ini adalah fenomena mental yang eksklusif dan jarang dalam memori anda. Menurut orang yang telah mengalaminya: "Apa yang menjadi perhatian adalah bahwa hal itu telah berlangsung sebelumnya, dan memang sudah familiar, namun telah dilupakan selama beberapa waktu, dan sekarang pulih. Ingatan tersebut selalu dimulai dengan suara orang lain, atau oleh pikiran saya sendiri, atau dengan apa yang saya baca dan terucap dalam pikiran. Dan saya memikirkannya selama keadaan aneh yang biasanya aku ucapkan seperti 'oh ya,, aku tahu', 'tentu saja-aku ingat', dll tapi satu atau dua menit kemudian, aku dapat mengingat baik kata-kata atau pikiran yang memunculkan ingatan. Saya hanya menemukan bahwa mereka sangat menyerupai apa yang saya rasakan sebelumnya dalam kondisi abnormal yang sama"
Kalian bisa menganggapnya sebagai perasaan yang baru dikatakan, kemudian menyadari, bahwa kalian tidak mengucapkan apapun.
5. Jamais Vu
Jamais vu (tak pernah tahu) menggambarkan situasi akrab yang tidak diakui. Hal ini sering dianggap kebalikan dari deja vu dan melibatkan rasa ngeri. Pengamat tidak mengenali situasi rasional meskipun tahu bahwa mereka telah ada sebelumnya. Hal ini umumnya dijelaskan sebagai ketika seseorang sesaat tidak mengenali kata, orang, atau tempat yang mereka tahu. Chris Moulin dari Leeds University meminta 92 relawan untuk menulis 'pintu' 30 kali dalam 60 detik. Dia melaporkan bahwa 68% dari relawan menunjukkan gejala Jamais vu, seperti mulai ragu bahwa 'pintu' adalah kata yang nyata. Hal ini yang memberinya ide bahwa Jamais vu mungkin gejala dari kelelahan otak.
6. Presque Vu
Presque Vu sangat mirip dengan sensasi "di ujung lidah". Misalnya seorang teman anda bertanya judul film yang kemarin malam anda tonton. Anda tahu judul film tersebut, namun saat teman anda bertanya, judul film tersebut entah nyempil dimana dalam otak anda hingga anda tidak bisa menyebutkannya, padahal anda tahu bahwa anda tahu. Ada perasaan yang kuat bahwa anda pasti bisa mengingatnya dengan segera, namun sebenarnya hal tersebut jarang terjadi. Presque vu artinya hampir melihat, alih-alih menakutkan sensasi ini lebih tepat disebut mengganggu.
7. L’esprit de l’Escalier
L'esprit de l'escalier (kecerdasan tangga) adalah rasa berpikir yang cerdas ketika sudah terlambat. Hal ini biasanya digunakan untuk membalas hinaan, atau komentar cerdas yang datang terlambat ke pikiran kita. Saat lawan bicara tadi sudah pergi, kita baru terpikir sebuah balasan atau komentar cerdas yang mungkin membuatnya kalah. Sering terpikir "Harusnya aku ngomong begini tadi..." Fenomena ini biasanya disertai oleh perasaan menyesal karena tidak terpikir balasan yang palaing pintar pada saat yang dibutuhkan.
8. Capgras Delusion
Delusi Capgras adalah fenomena dimana seseorang percaya bahwa teman dekat atau kerabatnya telah digantikan oleh penipu yang identik. Hal ini terikat ke kepercayaan lama bahwa bayi yang dicuri akan diganti dengan changeling dalam cerita rakyat abad pertengahan, serta gagasan modern alien telah mengambil alih tubuh orang di bumi untuk hidup di antara manusia dengan alasan yang tidak diketahui. Khayalan ini paling umum pada orang dengan skizofrenia tetapi dapat terjadi pada gangguan lainnya.
9. Fregoli Delusion
Delusi Fregoli adalah fenomena otak yang jarang terjadi, dimana seseorang yakin bahwa orang berbeda yang ditemuinya, pada kenyataannya, adalah orang yang sama dalam berbagai penyamaran. Hal ini sering dikaitkan dengan paranoia dan keyakinan bahwa orang yang sedang menyamar sedang mencoba untuk menganiaya mereka. Kondisi ini dinamai setelah aktor Italia Leopaldo Fregoli menunjukkan aksinya untuk berubah penampilan dengan cepat selama pertunjukkannya. Khayalan Fregoli pertama kali dilaporkan pada tahun 1927 dalam studi kasus seorang wanita 27 tahun yang percaya dia sedang dianiaya oleh dua aktor yang sering dilihatnya di teater. Dia percaya bahwa orang-orang mengejarnya, menyamar sebagai orang yang dia tahu.
10. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah fenomena di mana seseorang tidak mengenali wajah orang atau benda yang seharusnya mereka tahu. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya dapat menggunakan indra lain untuk mengnali orang - seperti parfum, bentuk atau gaya rambut, suara mereka, atau bahkan gaya berjalan mereka. Sebuah kasus klasik dari gangguan ini disajikan dalam buku terbitan 1998 yang berjudul "Orang yang Mengira Istrinya adalah topi"