DanauToba adalah salah satu daerah tujuan wisata unggulan yang berada di Sumatera Utara. Danau yang merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan ini menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar, baik dari kekayaan ikan air tawarnya, maupun dari pelayanan yang berkaitan dengan kepariwisataan. Selain itu bagi masyarakat sekitarnya, Danau Toba tidak hanya merupakan danau biasa seperti danau buatan misalnya, melainkan terikat erat dengan cerita yang beredar secara turun-temurun.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai misteri danau Toba yang terletak di Sumatra Utara. Menurut cerita rakyat yang beredar di wilayah tersebut, danau Toba terjadi karena pada zaman dahulu kala ada seorang pemuda miskin yang jatuh cinta pada seekor ikan. Boleh percaya boleh tidak. Tapi begitulah cerita yang beredar di masyarakat sekitar danau Toba, yang dipercaya sebagai sebuah kebenaran sampai sekarang. Cerita rakyat tentang kisah danau Toba ini memang terus dipelihara dan dikenal turun-temurun. Karena merupakan cerita tutur yang diturunkan secara turun-temurun melalui lisan pula, kisah tentang danau Toba ini dikenal ada beberapa versi.
Memang jika dikaitkan dengan nalar kita adalah hal yang aneh dan mustahil terjadi jika ada manusia jatuh cinta pada seekor ikan. Namun, inilah sebuah legenda yang menjadi kekayaan khazanah sastra Indonesia. Namanya juga cerita rakyat, kebenaran secara ilmiah memang masih dipertanyakan. Namun, tentang kebenaran cerita rakyat ini dari sudut pandang masyarakat sekitar, tak akan diragukan kebenarannya. Bagi masyarakat sekitar kisah tentang danau Toba ini misalnya, dianggap sebagai sebuah kebenaran yang akan dianggap takabur bila tidak memempercayainya.
Dalam setiap legenda, selalu ada hal yang mustahil seperti Dayang Sumbi (legenda Tangkuban Perahu) pun jatuh cinta pada seekor anjing. Jadi, hal yang wajar jika dalam legenda danau Toba, ada seorang pemuda jatuh cinta pada ikan. Apalagi ternyata ikan tersebut merupakan jelmaan putri cantik yang dikutuk misalnya. Dalam cerita rakyat atau legenda yang beredar turun-temurun, memang selalu dinisbatkan pada hal-hal yang irrasional. Namun di balik itu semua, sebenarnya ada pesan moral yang tinggi. Demikianlah pada akhirnya, dalam setiap cerita rakyat atau legenda, terkandung simbol-simbol yang memerlukan menerjemahan tersendiri sebelum bisa diambil hikmahnya.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai misteri danau Toba yang terletak di Sumatra Utara. Menurut cerita rakyat yang beredar di wilayah tersebut, danau Toba terjadi karena pada zaman dahulu kala ada seorang pemuda miskin yang jatuh cinta pada seekor ikan. Boleh percaya boleh tidak. Tapi begitulah cerita yang beredar di masyarakat sekitar danau Toba, yang dipercaya sebagai sebuah kebenaran sampai sekarang. Cerita rakyat tentang kisah danau Toba ini memang terus dipelihara dan dikenal turun-temurun. Karena merupakan cerita tutur yang diturunkan secara turun-temurun melalui lisan pula, kisah tentang danau Toba ini dikenal ada beberapa versi.
Memang jika dikaitkan dengan nalar kita adalah hal yang aneh dan mustahil terjadi jika ada manusia jatuh cinta pada seekor ikan. Namun, inilah sebuah legenda yang menjadi kekayaan khazanah sastra Indonesia. Namanya juga cerita rakyat, kebenaran secara ilmiah memang masih dipertanyakan. Namun, tentang kebenaran cerita rakyat ini dari sudut pandang masyarakat sekitar, tak akan diragukan kebenarannya. Bagi masyarakat sekitar kisah tentang danau Toba ini misalnya, dianggap sebagai sebuah kebenaran yang akan dianggap takabur bila tidak memempercayainya.
Dalam setiap legenda, selalu ada hal yang mustahil seperti Dayang Sumbi (legenda Tangkuban Perahu) pun jatuh cinta pada seekor anjing. Jadi, hal yang wajar jika dalam legenda danau Toba, ada seorang pemuda jatuh cinta pada ikan. Apalagi ternyata ikan tersebut merupakan jelmaan putri cantik yang dikutuk misalnya. Dalam cerita rakyat atau legenda yang beredar turun-temurun, memang selalu dinisbatkan pada hal-hal yang irrasional. Namun di balik itu semua, sebenarnya ada pesan moral yang tinggi. Demikianlah pada akhirnya, dalam setiap cerita rakyat atau legenda, terkandung simbol-simbol yang memerlukan menerjemahan tersendiri sebelum bisa diambil hikmahnya.
Kisah Danau Toba
Pada suatu masa, dikisahkan ada seorang pemuda bernama Toba yang hidup sebatang kara dan merana juga dalam keadaan miskin yang nestapa. Suatu hari dia pergi memancing di laut. Konon, dia mendapati seekor ikan ajaib yang pandai berbicara. Ikan tersebut akan menjadi seorang putri yang cantik jelita jika ada yang jatuh cinta dan mau menikahinya. Tentu saja kejadian ini bagi pemuda Toba merupakan sebuah kejadian tak masuk akal namun pada saat yang sama, telah berhasil menerbitkan harapan. Siapa yang tak suka seorang pemuda miskin dan hidup sebatang kara, tiba-tiba bisa menikah dengan serang putri yang cantik jelita. Sekalipun hidup miskin dan merana, tentu hidupnya akan jauh lebih berarti manakala memiliki pasangan hidup yang cantik jelita, apalagi ia adalah seorang putri yang tentu saja anak seorang raja.
Terdorong oleh keinginan untuk segera merubah nasibnya sendiri, pada akhirnya, si pemuda miskin yang aneh ini mau menikahi si ikan. Memang tidak salah, keajaiban itu akhirnya terjadi. Setelah dinikahinya, maka berubahlah ikan itu menjadi seorang perempuan cantik. Kemudian, mereka pun hidup berumah tangga. Namun, si ikan itu punya satu syarat, yaitu jika kelak mereka punya anak, jangan pernah sebut asal usul ibunya atau mengata-ngatai anaknya sebagai anak ikan karena hal itu akan menyebabkan bencana besar. Tentu saja pemuda Toba menyanggupinya. Apalagi syarat yang diajukan putri cantik yang kini jadi istrinya itu, bukanlah syarat yang berat yang harus dipikul dengan segala penderitaan.
Keinginan pemuda Toba untuk segera merubah nasib, ternyata terkabul. Beberapa tahun berlalu, Toba pun menjadi seorang saudagar kaya raya setelah menikahi seekor ikan yang berubah menjadi seorang putrid tersebut. Toba kini hidup bahagia, tidak saja memiliki istri yang cantik tapi juga bisa hidup kaya raya dari hasil usahanya. Sebagaimana layaknya yang hidup berumah tangga, pada suatu hari pasangan Toba dan ikan yang kini berubah jadi putri itu pun dikarunia seorang anak laki-laki yang tampan dan lucu. Namun sayang, anak laki-laki ini mempunyai tabiat yang sangat buruk. Tapi Toba tidak serta-merta kelahiran anaknya yang bertabiat buruk tersebut sebagai kutukan. Sebaliknya Toba dan istrinya putri cantik jelmaan ikan itu menganggapnya sebagai batu ujian, yang mau tidak mau harus dihadapi dengan lapang dada. Toba pun berkeyakinan bahwa setiap ujian itu akan datang bagi mereka yang akan ditinggikan derajatnya. Seperti juga galibnya seorang pelajar yang mendapat ujian sebelum bisa naik tingkat atau naik kelas.
Kembali kepada anak dari pasangan Toba dan putri ikan. Dia anak yang serakah dan sangat suka makan, seolah perut kecilnya itu tak pernah puas diisi oleh makanan. Sampai suatu saat, anak laki-laki yang tidak pernah punya rasa kenyang itu memakan semua makanan yang ada di rumah sehingga Toba, ayahnya, merasa kesal karena dia selalu kehabisan makanan yang tersedia.
Akhirnya Toba lupa dengan janjinya, dia mengucapkan pada anaknya, "dasar anak ikan, tak tahu diuntung." Tentu saja ini merupakan pelanggaran yang tidak termaafkan. Buktinya, selepas ucapan itu, memancarlah mata air dari dalam tanah di rumah pak Toba. Air tersebut terus memancar seolah tak ada habisnya, terus membesar dan semakin besar sampai akhirnya menenggelamkan semua harta dan desanya. Akhirnya, terbentuklah sebuah danau yang kemudian dinamakan Danau Toba.
Terdorong oleh keinginan untuk segera merubah nasibnya sendiri, pada akhirnya, si pemuda miskin yang aneh ini mau menikahi si ikan. Memang tidak salah, keajaiban itu akhirnya terjadi. Setelah dinikahinya, maka berubahlah ikan itu menjadi seorang perempuan cantik. Kemudian, mereka pun hidup berumah tangga. Namun, si ikan itu punya satu syarat, yaitu jika kelak mereka punya anak, jangan pernah sebut asal usul ibunya atau mengata-ngatai anaknya sebagai anak ikan karena hal itu akan menyebabkan bencana besar. Tentu saja pemuda Toba menyanggupinya. Apalagi syarat yang diajukan putri cantik yang kini jadi istrinya itu, bukanlah syarat yang berat yang harus dipikul dengan segala penderitaan.
Keinginan pemuda Toba untuk segera merubah nasib, ternyata terkabul. Beberapa tahun berlalu, Toba pun menjadi seorang saudagar kaya raya setelah menikahi seekor ikan yang berubah menjadi seorang putrid tersebut. Toba kini hidup bahagia, tidak saja memiliki istri yang cantik tapi juga bisa hidup kaya raya dari hasil usahanya. Sebagaimana layaknya yang hidup berumah tangga, pada suatu hari pasangan Toba dan ikan yang kini berubah jadi putri itu pun dikarunia seorang anak laki-laki yang tampan dan lucu. Namun sayang, anak laki-laki ini mempunyai tabiat yang sangat buruk. Tapi Toba tidak serta-merta kelahiran anaknya yang bertabiat buruk tersebut sebagai kutukan. Sebaliknya Toba dan istrinya putri cantik jelmaan ikan itu menganggapnya sebagai batu ujian, yang mau tidak mau harus dihadapi dengan lapang dada. Toba pun berkeyakinan bahwa setiap ujian itu akan datang bagi mereka yang akan ditinggikan derajatnya. Seperti juga galibnya seorang pelajar yang mendapat ujian sebelum bisa naik tingkat atau naik kelas.
Kembali kepada anak dari pasangan Toba dan putri ikan. Dia anak yang serakah dan sangat suka makan, seolah perut kecilnya itu tak pernah puas diisi oleh makanan. Sampai suatu saat, anak laki-laki yang tidak pernah punya rasa kenyang itu memakan semua makanan yang ada di rumah sehingga Toba, ayahnya, merasa kesal karena dia selalu kehabisan makanan yang tersedia.
Akhirnya Toba lupa dengan janjinya, dia mengucapkan pada anaknya, "dasar anak ikan, tak tahu diuntung." Tentu saja ini merupakan pelanggaran yang tidak termaafkan. Buktinya, selepas ucapan itu, memancarlah mata air dari dalam tanah di rumah pak Toba. Air tersebut terus memancar seolah tak ada habisnya, terus membesar dan semakin besar sampai akhirnya menenggelamkan semua harta dan desanya. Akhirnya, terbentuklah sebuah danau yang kemudian dinamakan Danau Toba.
Berubah Menjadi Naga
Konon kabarnya, menurut mitos yang berkembang di sana, anak Pak Toba itu sendiri pada akhirnya berubah menjadi seekor naga yang menjaga danau itu. Kabarnya, naga itu sampai saat ini masih selalu menampakan diri. Beberapa nelayan yang sering menjala ikan di danau Toba kadang mendapati makhluk besar bersisik seperti ular besar berenang di permukaan danau. Namun, tak ada seorang pun yang sanggup membuktikan naga tersebut ada atau tidak. Hanya berupa cerita yang terus berkembang turun-temurun sehingga akhirnya dianggap sebuah kepercayaan.
Demikianlah salah satu bagian dari misteri yang terikat dengan danau Toba yaitu adanya naga yang merupakan jelmaan dari sosok pak Toba, yang tenggelam beserta seisi kampung karena melanggar kesepatan dengan mengatakan anaknya sebagai anak ikan. Ucapan ini merupakan pelanggaran besar yang tak termaafkan, sehingga tidak saja pak Toba yang terkena nasib sial, melainkan seluruh keluarga dan kampungnya.
Banyak hal yang bisa kita petik dari cerita rakyat danau Toba tersebut. Salah satunya adalah tentang bagaimana menjaga amanat atau janji.
Demikianlah salah satu bagian dari misteri yang terikat dengan danau Toba yaitu adanya naga yang merupakan jelmaan dari sosok pak Toba, yang tenggelam beserta seisi kampung karena melanggar kesepatan dengan mengatakan anaknya sebagai anak ikan. Ucapan ini merupakan pelanggaran besar yang tak termaafkan, sehingga tidak saja pak Toba yang terkena nasib sial, melainkan seluruh keluarga dan kampungnya.
Banyak hal yang bisa kita petik dari cerita rakyat danau Toba tersebut. Salah satunya adalah tentang bagaimana menjaga amanat atau janji.