1. Aka Manto (Jubah Merah)
Aka Manto, adalah roh yang biasa bergentayangan di kamar mandi, terutama kamar mandi perempuan. Dalam sebuah versi dia digambarkan, memakai topeng untuk menutupi wajahnya yang tampan. Dan ketika ada seorang perempuan yang kurang beruntung bertemu denganya, akan mendengar suara misterius yang menanyakan sebuah pilihan, “Apa yang kamu sukai, kertas berwana biru atau merah?” Sesuatu yang mengerikan akan terjadi jika perempuan itu memilih warna merah, karena itu berarti darah. Aka Manto akan mecelakai seseorang dengan sadis, apapun yang membuat korbannya berdarah. Dan jika perempuan sial itu memilih warna biru, maka ia akan dicekik hingga mati, atau cara apapun yang membunuh tanpa mengeluarkan darah.
Dalam versi lainnya, Aka Manto hanya akan menawarkan rompi warna merah lalu akan merobek kulit punggung korbannya. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah tidak menjawab dan merespon apapun yang ditawarkannya.
2. Penumpang Misterius
Urban legend yang satu ini selalu menghantui para pengendara mobil di malam hari, di Jepang penumpang misterius inilah yang senantiasa menghantui para supir taksi. Sosok ini akan berdiri di tepi jalan yang gelap menanti taksi melewatinya. Ia akan duduk dibelakang, memandu tempat yang diinginkannya kepada supir. Terkadang rute yang dimintanya berbelok-belok, ataupun melewati daerah daerah sepi. Suara dan sosoknya akan menghilang tanpa disadari oleh si supir, namun beberapa lama sang supir pun akan menyadari bahwa tidak ada seseorang pun yang duduk di kusi belakang. Terkadang sosok misterius itu membiarkan supir taksi untuk tersesat di sebuah jalanan hutan dan tebing.
3. Gozu (Kepala Sapi)
Gozu, sosok hantu yang juga dikenal dengan sebutan hantu kepala sapi dalam legenda urban Jepang. Legenda ini bermula dari sekumpulan anak-anak sekolahan yang sedang melakukan sebuah studi tur. Ketika itu seorang guru berusaha untuk membuat suasana menjadi meriah dengan menceritakan sebuah kisah. Namun kemudian seiring jarak perjalanan yang jauh dan menempuh waktu panjang, ia mulai kehabisan akal untuk menceritakan kisah-kisah yang menyenangkan. Hingga akhirnya sang guru menawarkan sebuah kisah misteri, “Adakah yang mengetahui kisah kepala sapi?” ujar sang guru. Hingga ia pun kemudian menceritakan kisah legenda urban, hantu kepala sapi. Akibatnya semua murid merasakan ketakutan dan cemas, beberapa siswa meminta sang guru untuk menghentikan ceritanya. Namun tampaknya sang guru tidak mendengar keinginan para siswa, ia terlihat seperti dirasuki. Hingga kemudian ia meminta supir bis untuk berhenti di tengah jalan.
Hingga semua siswanya pun dirasuki, mata mereka hanya terlihat bagian putihnya saja. Kemudian mulut mereka berbusa, hal demikian dialami pula oleh sang supir bis. Semua orang yang ada di bis itu hidup, namun sang guru tidak ingat cerita apa yang telah ia sampaikan kepada mereka (siswa) –bahkan seisi bis pun tidak mengingat cerita kepala sapi yang diceritakan. Beberapa versi, seperti di Ukraina, menyebutkan bahwa sosok kepala sapi ini merupakan seorang perempuan yang mendapatkan keberuntungan setelah menawarkan makanan dan tempat tinggal kepada sesosok mahluk berkepala sapi yang mengunjunginya di suatu malam. Kisah Gozu ini diangkat ke dalam sebuah film oleh Takashi Miike, namun tidak berhubungan dengan sosok legenda urban Jepang.
4. Kuchisake-onna (Perempuan Bermulut Sobek)
Ia adalah sosok hantu biasanya berwujud perempuan dengan memakai masker bedah yang menutupi mulut dan hidungnya. Ia akan mendekati seseorang yang berada sedang sendiri, dan biasanya ia memilih korban perempuan remaja ataupun anak-anak. Satu ciri yang menjadi kebiasaan khasnya adalah sebuah pertanyaan, “apakah aku cantik?” Jika calon korban menjawab ‘tidak’ maka dipastikan kematian akan dihadapi oleh korban. Ia akan menggunakan gunting yang selalu dibawanya. Namun seandainya korban menjawab ‘ya’, maka Kuchisake-Onna akan membuka masker bedahnya dan berkata,”bagaimana sekarang?’ maka terlihatlah bibir yang sobeknya hampir mencapai bawah telinga.
Untuk meloloskan diri dari cengkraman Kuchisake-Onna, adalah memberikan jawaban yang membingungkannya, ‘maumu apa?’, ataupun ‘begitu ya..’ dan sebagainya. Sementara ia sedang memikirkan keinginannya, dan dalam keadaan bingung maka kita dapat melarikan diri darinya.
5. Kokkuri-san
Kokkuri adalah sejenis papan ouija, yang popular di era Meiji, Jepang. Sebagaimana permainan ouija, pemain akan menekankan jarinya pada sebuah koin yang diyakini akan bergera menunjuk pada sebuah huruf dan menyusun tulisan hiragana. Koin tersebut akan menyusun sebuah tulisan hiragana sesuai dengan jawaban atas pertanyaan para pemain. Bakan kokkuri akan menjawab pertanyaan yang sifatnya mistis sekalipun, seperti kapan kematian akan terjadi, dan apa penyebabnya. Namun permainan kokuri ini harus selesai sesuai aturan yang berlaku, dan tidak boleh ada yang berhenti di tengah permainan.
Jinmenken (Anjing Berkepala Manusia)
Kokkuri adalah sejenis papan ouija, yang popular di era Meiji, Jepang. Sebagaimana permainan ouija, pemain akan menekankan jarinya pada sebuah koin yang diyakini akan bergera menunjuk pada sebuah huruf dan menyusun tulisan hiragana. Koin tersebut akan menyusun sebuah tulisan hiragana sesuai dengan jawaban atas pertanyaan para pemain. Bakan kokkuri akan menjawab pertanyaan yang sifatnya mistis sekalipun, seperti kapan kematian akan terjadi, dan apa penyebabnya. Namun permainan kokuri ini harus selesai sesuai aturan yang berlaku, dan tidak boleh ada yang berhenti di tengah permainan.
Teke Teke
Teke Teke (テケテケ ) adalah hantu gadis yang jatuh di atas rel dan tubuhnya terpotong oleh kereta yang melintas. Setelah menjadi hantu penasaran, ia membawa sabit dan berjalan dengan tangan atau sikunya, dan gesekan tubuhnya saat diseret menghasilkan bunyi teke teke. Jika ia bertemu seseorang di malam hari dan korbannya tidak berlari cukup cepat, ia akan memotong tubuh korbannya jadi dua bagian agar menyerupai bentuk tubuhnya. Dalam suatu versi dikisahkan mengenai seorang siswa yang baru pulang dari sekolah pada malam hari. Ia melihat sesosok gadis bersandar pada sebuah jendela. Saat si gadis menyadari kehadiran siswa tersebut, ia melompat dari jendela lalu jatuh di hadapan pemuda tersebut, dan terungkap bahwa tubuhnya hanya separuh. Kemudian ia memotong tubuh pemuda tersebut menjadi dua
Teke Teke (テケテケ ) adalah hantu gadis yang jatuh di atas rel dan tubuhnya terpotong oleh kereta yang melintas. Setelah menjadi hantu penasaran, ia membawa sabit dan berjalan dengan tangan atau sikunya, dan gesekan tubuhnya saat diseret menghasilkan bunyi teke teke. Jika ia bertemu seseorang di malam hari dan korbannya tidak berlari cukup cepat, ia akan memotong tubuh korbannya jadi dua bagian agar menyerupai bentuk tubuhnya. Dalam suatu versi dikisahkan mengenai seorang siswa yang baru pulang dari sekolah pada malam hari. Ia melihat sesosok gadis bersandar pada sebuah jendela. Saat si gadis menyadari kehadiran siswa tersebut, ia melompat dari jendela lalu jatuh di hadapan pemuda tersebut, dan terungkap bahwa tubuhnya hanya separuh. Kemudian ia memotong tubuh pemuda tersebut menjadi dua