Indeks Artikel

Konspirasi tsunami Aceh 2004

Jumat, April 20, 2012 19:41 WIB
Pada tanggal 26 Desember 2004, tsunami yang dahsyat mengguncang kawasan Asia Tenggara. Gelmobang setinggi 30 meter menghantam garis pantai Samudera Hindia dan menewaskan hampir 230.000 orang mengingatkan beberapa hari yang lalu tetapi tidak mengakibatkan kematian. Tsunami yang terjadi setelah hari natal ini dianggap sebagai salah satu bencana alam paling mematikan di era modern. akan tetapi, sebagian orang percaya bahwa ada sesuatu yang lebih mengerikan di blaik peristiwa ini.

Bom nuklir pemerintah AS

Menurut sebuah teori, yang harus bertanggung jawab terhadap tsunami ini adalah pemerintah amerika serikat karena telah memicu terjadinya gelombang dahsyat ini akibat meledakan sebuah bom nuklir. kenapa gerangan mereka melakukannya? alasannya adalah minyak. mereka sengaja merekayasa terjadinya bencana alam dengan tujuan untuk menguasai persediaan minyak yang ada di provinsi aceh, indonesia. setelah melakukan intervensi langsung untuk mengeruk persediaan minyak di irak, pemerintahan George Walker Bush yakin bahwa mereka akan kembali berhasil dengan menerapkan strategi yang sama di indonesia

Menurut laporan pekerja relawan penyelamatan, yang kemudian dikabarkan dibunuh, ada pasukan sebanyak 2000 marinir tiba di provinsi aceh tidak lama setelah hantaman tsunami dengan komando untuk memfasilitasi otonomi sebagian dari pemerintah indonesia untuk menduduki daerah yang kaya minyak. mereka juga menemukan sampel air yang mengandung radioaktif.

Teknologi pengendali cuaca

Teori lain mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menggunakan High Frequency Active Auroral Research Program ( HAARP ) mereka untuk memicu terjadinya tsunami. HAARP adalah sebuah proyek yang didanai oleh angkatan laut AS dan angkatan udara AS, dalam rangka meneliti penggunaan inosfer sebagai alat komunikasi dan pemantau. Menurut rumor, sebuah sistem persenjataan pemodifikasi cuaca telah dikembangkan secara stimultan. adalah putra pasukan zaman Star Wars ini yang dipersalahkan oleh sejumlah pihak karena telah menciptakan apa yang disebut dengan bencana alam.
Beberapa hal yang meyaknikan bahwa tsunami itu rekayasa :
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.
2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Penjelasan
Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.

Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.